Jumat, 08 April 2016

Hokky Situngkir


Hokky Situngkir
Hokky situngkir.jpg
Hokky Situngkir, yang dijuluki Bapak Kompleksitas Indonesia, di ruang kerjanya.
Pekerjaan Ilmuwan/Peneliti
Tahun aktif 2000 - sekarang
Situs web http://www.bandungfe.net/hs
Hokky Situngkir (lahir di Siantar, Sumatera Utara, 7 Februari 1978; umur 38 tahun) adalah ilmuwan/peneliti teori kompleksitas di Surya University dan Pendiri Bandung Fe Institute. Ia dikenal memiliki spektrum kajian yang luas, mulai dari keberhasilannya memecahkan rahasia pola/motif batik fraktal, kompleksitas matematis lagu-lagu daerah Indonesia, aspek matematis dalam Candi Borobudur hingga pergerakan saham dengan memakai teori kompleksitas yang dilakukannya bersama Yohanes Surya. Hokky Situngkir juga merupakan penggagas pendataan budaya tradisional Indonesia secara partisipatif melalui website Perpustakaan Digital Budaya Indonesia (PDBI) pertama yang dilakukan secara terbuka menggunakan berbagai gawai elektronik populer.

Riwayat Hidup

Hokky Situngkir dibesarkan di Sumatera Utara dan merupakan salah seorang cucu dari Liberty Manik atau L.Manik, seorang komponis Indonesia, pencipta lagu “Satu Nusa Satu Bangsa”[4]. Setelah menamatkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Medan, ia mendaftar di Institut Teknologi Bandung (ITB), dan mengambil jurusan Elektro ITB. Semenjak mahasiswa ia telah aktif dalam berbagai organisasi, seperti: anggota Majelis Permusyawaratan Mahasiswa di Himpunan Mahasiswa Elektroteknik, Tim Materi Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa ITB, Kepala Divisi Dana Tim Beasiswa KM ITB, dan Kepala Divisi Budaya Unit Kesenian Sumatera Utara ITB. Walau tidak menamatkan studi di ITB, Situngkir dianugerahi silver medal dari Ganesha Innovation Championship Award (GICA) 2014, dari Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung.
Saat ini Hokky Situngkir juga menjabat sebagai presiden di Bandung Fe Institute dan seorang Peneliti di Center for Complexities, Surya University. Ia juga aktif dalam berbagai pertemuan dan komunitas ilmiah berskala nasional dan internasional seperti Conference of Application of Physics in Financial Analysis, International Conference on World of Heterogenous and Interacting Agents, Complexity in Cultural and Literary Studies, World New Economic Window, International Conference in Computational Intelligence in Economics and Finance, Asia Pacific Forum on Cultures-based Innovation.

Batik Fraktal

Awalnya ketertarikannya dengan teori kompleksitas yang dikembangkan Santa Fe Institute, lembaga riset di Santa Fe, New Mexico, Amerika Serikat, dimulai dari berbagai diskusi dan korespondensi melalui internet. Teori yang kemudian dikembangkannya di Indonesia ini lahir pada akhir abad ke-20 dengan merangkul berbagai disiplin ilmu untuk menjelaskan suatu persoalan. Ia akhirnya mendirikan Bandung Fe Institute, mengambil nama Santa Fe Institute. Pada awalnya kebanyakan risetnya berhubungan dengan sistem keuangan dalam kajian ekono-fisika, yaitu pengunaan berbagai model fisika untuk meneliti pola-pola data dalam ekonomi. Riset-riset kompleksitasya kemudian membawanya untuk meneliti batik. Ia ingin membuktikan batik bukan ornamen tetapi lukisan yang disejajarkan dengan karya Leonardo da Vinci, Raphael, atau Michelangelo. Ia mulai megumpulkan berbagai motif batik dan kemudian diterjemahkan dalam rumus fraktal atau matematika. Hasilnya kemudian dimodifikasi dengan bantuan komputer sehingga menghasilkan desain pola baru yang sangat beragam, baik dilihat dari grafis, warna, ukuran, sudut maupun perulangannya. Proses pembuatan motif batik fraktal dapat memecahkan masalah keterbatasan motif batik dan dapat menghasilkan banyak motif secara cepat.Menurutnya, pola fraktal juga terlihat pada pigmentasi kerang, pola sulir cangkang kerang, bentuk-bentuk rumit bunga salju, atau pertumbuhan sel kanker. Termasuk beberapa pola pergerakan harga saham dan indeks dalam ekonomi.
Cara berpikir dengan pendekatan goemetri fraktal ini kemudian digunakannya untuk membuktikan pengukuran di setiap sudut candi Borubudur. Selain itu, dia juga menggunakannya untuk menganalisis lagu-lagu daerah, ukir-ukiran tradisional, anyam-anyaman nusantara dan berbagai ritual tradisi budaya Indonesia di berbagai daerah. Keberhasilan Hokky menemukan hal ini membuatnya mendapat julukan "Bapak Kompleksitas Indonesia" dari Prof. Yohanes Surya, Ph.D.
Dalam aktivitas sosialnya, Hokky merintis Gerakan Sejuta Data Budaya (GSDB), yang menggalang kelompok muda pecinta budaya untuk pelestarian data budaya melalui Perpustakaan Digital Budaya Indonesia (PDBI). Kegiatan pendataan budaya secara partisipatif dan digital ini dimotori berbagai komunitas yang menamakan diri "Sobat Budaya" di berbagai komunitas muda pecinta budaya di berbagai kawasan budaya di Indonesia. Belakangan banyak kegiatannya adalah mempromosikan budaya Indonesia melalui sains dan berbagai inovasi teknologi, khususnya teknologi informasi.
Di samping sebagai peneliti, Hokky juga aktif menjadi pembina peneliti-peneliti belia dari berbagai sekolah menengah yang menjadi perwakilan Indonesia di berbagai ajang internasional sebagai mentor di Center for Young Scientists, Surya University.

Hasil gambar untuk batik fraktal


Sikap Ilmiah  :
1. Kreatif dan inovatif : Hokky situngkir dapat meneliti batik fraktal dari rumus matematika
2.Berani : karna dapat menjadi mentor di center for young scientist, merintis GSDB
3.Optimis : Yakin dengan apa yang ditemukandari cara berfikir geometri fraktal

Senin, 04 April 2016

Alesandro Volta

Alessandro Volta adalah ilmuwan Fisika yang berasal dari Italia, beliau terlahir dengan nama lengkap Alessandro Giuseppe Antonio Anastasio Volta. Beliau dilahirkan di sebuah daerah terpencil di Italia yaitu di Como, Lombardia, Italia tepatnya pada tanggal 8 Februari 1745.Keluarga Alessandro Volta adalah termasuk keluarga berada, ayahnya adalah seorang bangsawan yang cukup disegani dikota tersebut. Keluarga mereka sangat menjunjung tinggi pendidikan dan ilmu pengetahuan. Tak pelak lagi, lingkungan inilah yang membentuk Volta hingga sangat cinta dengan ilmu pengetahuan khususnya fisika.

Namun tahukah kawan, ketika kecil Alessandro Volta bukanlah anak yang menonjol. Ia bahkan sangat ketinggalan dibanding teman-teman seusianya. Seperti keterlambatan bicara hingga usia 4 tahun. Padahal umumnya anak sudah pandai bicra ketika berusia dua tahun. Namun hal itu tak membuat sang ibu bersedih. Ibu Volta terus memompa semangat anaknya agar bisa mengikuti perkembangan layaknya anak seusianya.



Perkembngan Alessandro Volta baru menunjukkan kemajuan ketika usianya menginjak 7 tahun yaitu ketika ia baru saja kehilangan ayah tercinta untuk selama-lamanya. Prestasi Volta disekolah juga menunjukkan kemajuan pesat. Hal yang membuatnya tertarik adalah ilmu fisika. Ketika ia berusia 14 tahun, Volta sudah memantabkan dirinya berkiprah di ilmu fisika terutama segala hal yang berhubungan dengan listrik.

Di usianya yang ke 29 tahun, Volta melamar menjadi guru fisika disebuah SMA di Como hingga ia dinobatkan sebgai kepala sekolah di SMA tersebut. Di sela-sela kesibukannya mengajar, Alessandro Volta juga tetap bereksperimen yang membuahkan penemun pertamanya tentang Electrophorus yaitu sebuah alat yang menghasilkan listrik statis.

Menemukan Baterai

Alessandro Volta kemudian tenggelam dengan eksperimen-eksperimen selanjutnya yaitu mempelajari atmosfer listrik statis dengan membakar bunga api. Pada usia 32 tahun tepatnya tahun 1777 gelar profesor fisiska dari University of Pavia berhasil didapatkannya. Di university itulah kelak ia berkenalan dengan seseorang yang membuatnya menjadi penemu baterai. Adalah Luigi Galvani yang juga seorang fisikawan teman Alessandro Volta yang mengilhami Volta membuat penemuan baterai. 

Pada tahun 1786, Luigi Galvani melakukan eksperimen yang tak sengaja yaitu mengikat kaki katak mati dengan kait tembaga dan tak sengaja menyentuh besi hingga membuat kaki katak tersebut berdenyut. Waktu itu Galvani mengira bahwa itu adalah gerakan listrik di sekitarnya seperti kilat dan Galvani menyimpulkan bahwa kaki katak mengandung listrik. Namun Volta yang juga mengetahui eksperimen itu mmebantah bahwa tak mungkin daging atau kaki katak mengandung listrik. Listrik yang membuat kaki katak berdenyut itu berasal dari perbedaan tegangan antara tembaga yang mengikat kaki dengan besi yang secara tak sengaja tersentuh kaki katak.

Perbedaan pendapat tersebut mmebuat hubungan Volta dan Galvani menjadi tegang. Ada dua kubu disini yang saling menjtuhkan yaitu kubu Volta dan kubu Galvani. Alessandro Volta kemudian melakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan teorinya.

Baterai Volta
Selama delapan tahun Alessandro Volta melakukan penelitian itu. Hingga ia mendapat kesimpulan bahwa listrik itu berasal dari logam bukan daging atau kaki katak yang telah mati. Efek ini muncul akibat dua logam tak sejenis yaitu besi dan tembaga dari pisau bedah Galvani waktu itu. Volta pun kemudian membuat Baterai Volta (Voltac Pile) yang terbuat dari tembaga dan seng yang dicelupkan ke air garam dan dihubungkan tanpa bersinggungan. Para ilmuwan kemudian melakukann penyempurnaan baterai volta ini. Hal ini sekaligus mmebuktikann bahwa teori Alessandro Volta lah yang benar dan sekaligus menjatuhkan teori Galvani. Nama Alessandro Volta kemudian tercatat sebagai seorang penemu baterai dimana stuan tegangan listrik memakai namanya yaitu Volt.
Penemuan Lain

Alessandro Volta tak tinggal diam, ia terus melakukan eksperimen lain berdasar dari penemuan listrik pertamanya. Ia kemudian menemukan bermacam komponen elektronika lainnya yaitu kapasitor, kondensator, eudimeter, pistol listrik, lampu udara dan gas metana. Alessandro Volta juga melakukan penyempurnaan elektroforus dan elektroskop. Volta juga telah menemukann berbagai hal dibidang elektrostatika, meteorologi dan pneumatik.
Karena jasanya ini pada tahun 1801 Sang Kaisar Prancis mengundang Alessandro Volta ke Paris untuk mendemonstrasikan penemuannya di depan The Academy of Sciences. Sang Kaisar begitu takjub akan bakat Alessandro Volta dibidang Fisika dan menganugerahinya dengan gelar “Count” dan sebuah medali emas. Sang Kaisar Napoleon juga mengangkat Alessandro Volta  sebagai Senator.
Pensiun dan Meninggal

Setelah banyak bekerja dan menemukan berbagai penemuan penting, Alessandro Volta mengumumkan pensiun dirinya dari keilmuan pada tahun 1819. Volta tetap tinggal di kampung kelahirannya yaitu Camnago, Como – Italia. Delapan tahun setelah menyatakan pensiun, Alessandro Volta meninggal dunia tepatnya 5 Maret 1827 di kota yang sama ketika ia dilahirkan. Jasa Alessandro Volta dalam menciptakan baterai membuat dunia sangat berhutang budi pada beliau. Apa jadinya dunia ini jika tak diketemukan baterai.
Untuk mengenang jasa-jasanya, sebuah museum didirikan di Como yaitu Gedung Voltian yang sering melakukan pameran beberapa peralatan asli yang digunakan Alessandro Volta untuk eksperimen. Sebuah Temple di dekat danau Como selalu melakukan perayaan untuk mengenang Volta. Selain itu sebuah Foundation Voltian yang menempati Olmo Villa yaitu rumah Volta juga didirikan. Organisasi ini melakukan promosi atas berbagai kegiatan ilmiah dan penemuan ilmiah.

Itulah Biografi Alessandro Volta sang penemu baterai. Kita patut berterimakasih pada beliau atas jasa-jasanya.